Kamis, Maret 19, 2009

Gila karena tergila-gila

Aku tak mampu mengerti mereka tetapi aku belajar memahami apa mau mereka, tidak membalas karena aku lebih memilih diam, tidak mencari kebenaran atas suatu hal tetapi belajar sendiri untuk melakukan kebenaran itu,karena tidak ada yang benar-benar salah dan tidak ada yang benar-benar betul. Begitulah caraku menghadapi kegilaan mereka selama ini.

Seandainya aku bisa melakukan sesuatu yang menurutku adalah sebagai pembelaan diri dari kezaliman orang-orang tertentu kepada diriku, mungkin akan terpuaskan rasa sakit yang aku rasa ini. Tapi ku pikir itu bukan cara yang tepat untuk mengobati luka. Sejenak aku meredam semua rasa amarah itu, aku hanyutkan diriku bersama orang yang berada disekelilingku saat ini. Mereka membuatku sangat berarti, merasa begitu berharga dari sebelumnya, padahal aku hanya melakukan sedikit dari apa yang bisa aku lakukan, tapi balasan yang aku terima begitu besar.

Ternyata inilah hidup….!! banyak yang bisa membesarkan hati dibanding orang-orang yang menginginkan keterpurukan kita. Jadi buat apa aku mempermasalahkan mereka-mereka itu, orang yang selama ini telah diluar batas menzalimiku, memfitnah, menghujat dan berkata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut mereka, hanya berani melakukannya melalui pesan singkat, yang pengirimnya aku kenali dengan jelas. Hari demi hari mereka menjelma menjadi hantu bagiku yang terus membayangi, ingin menjerumuskan, ingin melihat penderitaanku lebih dalam seperti yang mereka inginkan, tak pernah lelah, takkan berhenti sebelum melihatku benar-benar merasakan kesakitan. Mereka itu g*la karena tergila-gila akan sesuatu yang tidak pernah bisa mereka miliki dan akhirnya memilih menyakiti karena berharap mendapatkan kebahagian disana.

Akhir kata…
Kita semua mempunyai kemampuan membalas, malah cenderung bisa melakukan lebih dari apa yang telah diterima, respon, hanya orang yang berpikir yang mampu mengobati kesakitan dengan senyuman, bukan dengan pembalasan karena kebahagian itu kita ciptakan sendiri, bukan hadiah dari siapapun dan oleh karena siapapun.
Oktober ‘08


-asd-

2 komentar:

Johan Bhimo mengatakan...

Kadang diam lebih baik,kawan...
Teruslah menulis.-JBS-

Anonim mengatakan...

kalau diam adalah emas...
aku punya banyak sekali emas itu.
walau terkadang aku lelah untuk diam, sesekali aku bicara untuk meluruskan sesuatu yang mencuat ke permukaan yang jauh dari kebenaran.


-asd-